Kamis, 10 Februari 2022

Pustaka Tentang Fotografi: Kata Mas Bejo si Tukang Gorengan dan Kopi, Sayalah yang Salah (Cerita tentang “Fotografer” genre Fotografi Abstrak) Episode Pertama


Komposisi Foto Abstrak
(dalam perspektif hitam putih)
pustakasenjatadanfotografi.blogspot.com

Pustaka kali ini akan membahas secara singkat, tentang catatan ringkas dan pendek dari seorang (yang bukan) fotografer, mengenai pengalamannya pada saat dia bertemu dengan sahabat lamanya, yang kebetulan melakoni peran sebagai "fotografer" sebagai jalan hidup. Dan artikel tersebut tertuang dalam tulisan yang sangat menarik berjudul: "Kata Mas Bejo si Tukang Gorengan dan Kopi, Sayalah yang Salah (Cerita tentang “Fotografer” genre Fotografi Abstrak) Episode Pertama". Dan berikut ini adalah artikel singkatnya:

Semua orang pintar dan “cenayang” yang kesohor di kampung kami semuanya meramalkan, bahwa Pak Uban (Bukan nama sebenarnya ya Sob, sebaiknya saya samarkan namanya, supaya tak ada yang sakit hati), orang yang paling anti kepada țakhayul itu tak akan pernah dikaruniai anak. Tapi kehendak Tuhan jugalah kiranya yang tetap berlaku. Dunia “orang pintar” dan per”cenayangan” langsung dilanda gempa hebat, Bu Uban melahirkan seorang anak laki-laki. Mulut-mulut yang usil, fanatikus-fanatikus “alam gaib”, mengatakan bahwa anak Pak Uban ini adalah anak yang didapatnya karena mereka minta-minta kepada jin botak dan lelembut di Gunung Kidul. Ucapan-ucapan ini tak sedikit pun berarti buat Pak Uban atau mengurangi cintanya kepada anak yang kemudian ternyata satu-satunya itu. Ya, Bedul adalah anak mereka semata wayang.

Cinta orang tua Bedul sangatlah berlebih-lebihan kepadanya, karena selain mereka hanya mempunyai seorang anak itu saja, mereka menganggap bahwa Bedul adalah karunia Tuhan lantaran mereka tekun beribadah. Semua yang diminta dan diinginkan Bedul tak satu pun yang ditolak, apalagi Pak Uban adalah termasuk orang berpunya di kampung kami. Tapi ternyata kasih-sayang yang begitu tidak membuat Bedul menjadi baik. Ia terhitung seorang anak yang banyak tertinggal, baik di sekolah maupun dalam pergaulan. Ia sangat manja dan tak mau berpikir. Usia Bedul telah mencapai 25 tahun, tapi tetap juga bersifat kekanak-kanakkan dan sangat pemalas. Bedul menjadi buah pembicaraan orang kampung dan bermacam macamlah ramalan orang tentang masa tua Bedul nanti.

Demikianlah artikel singkat ini. Untuk uraian yang lebih lengkap, dapat disimak di sini.


Artikel ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Silahkan baca-baca berbagai artikel menarik di laman:

Sumber: 

Tag: 
#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA, #Covid-19, #Corona Virus, #Isolasi Mandiri, #Pendemi Covid-19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar