Food Photography by Tuntas Trisunu pustakasenjatadanfotografi.blogspot.com |
Pustaka kali ini akan membahas secara singkat, tentang catatan singkat dari seorang (yang bukan) fotografer, mengenai makna filosofis dari satu aliran fotografi, yang namanya Food Photography. Dan judul tulisannya adalah "FILOSOFI FOTOGRAFI-FILOSOTOY...UPS! SALAH...FILOSOFI FOTOGRAFI MAKANAN". Dan berikut ini adalah artikel singkatnya:
Filosofi foto makanan, nah lho, apaan lagi nih??
Mungkin sobat jepret pernah mendengar "kata" yang luar biasa serem seperti ini; 'filosofi foto makanan'?? Kalau ada yang belum pernah dengar, atau baru saja dengar, hehehehehe, Welcome to the club ya sob !!! Itu artinya, anda sobat senasib dengan daku, saya juga baru saja dengar istilah ini. Terasa seperti mendengar istilah yang super asing, serem, tetapi luar biasa.
Ketika mendengar kata filosofi, di benak saya langsung terbayang sosok para filsuf dunia, semacam Aristoteles, atau Plato, atau bahkan Karlmax, dan seterusnya.
Dan ketika sosok filsuf tadi digabung dengan kata Food Photography, hadehhhh, bayangan di kepala saya tadi langsung jadi kacau ga keruan. Terbayang Plato, atau Aristoteles, lagi asyik menggambar (ya jelaslah, mereka menggambar! Kan jaman itu belum ada kamera!) berbagai hidangan di depannya!
Aduhhhhh.....Kacau dan mengerikan!
Mengapa??
Ya jelas aja ga nyambung! Apa hubungannya filsuf tersebut dengan makanan? Ngaco juga! Ga logis!
Nah, daripada kepala jadi pening karena mereka-reka visualisasi yang tak jelas, ada baiknya diterangkan disini tentang apa itu filosofi foto makanan?
Demikian penjelasannya:
Pada dasarnya, fotografi makanan, atau food photography, hampir sama dengan beauty photography. Food Photography bukan hanya terfokus pada estetika dari penyajian suatu makanan, tapi juga mampu menyajikan atau paling tidak, mampu merepresentasikan "taste" atau rasa dari makanan tersebut.
Sejatinya, foto makanan adalah "sebuah foto yang mampu memberikan perspektif yang menyeluruh tentang tekstur, rasa, dan aura dari suatu makanan" sehingga siapapun yang melihat foto tersebut, sedikit banyak akan mampu membangun imajinasi dan "seakan-akan" mampu mencicip dan merasakan keseluruhan, atau paling tidak sebagian dari makanan tersebut!
Astaga-naga, apa tak ada definisi yang lebih simple, lebih sederhana dan lebih praktis, alias lebih bisa dicerna oleh otak saya yang terbatas ini?
Demikianlah artikel singkat ini. Untuk uraian yang lebih lengkap, dapat disimak di sini.
(artikel ini telah tayang di laman trisoenoe.com dengan judul asli: "FILOSOFI FOTOGRAFI-FILOSOTOY...UPS! SALAH...FILOSOFI FOTOGRAFI MAKANAN").
Artikel oleh: Tuntas Trisunu
Sumber:
Tag:
#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA, #Covid-19, #Corona Virus, #Isolasi Mandiri, #Pendemi Covid-19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar